29.4.11

UU Pramuka

Setiap anggota Gerakan Pramuka wajib memahami isi dan makna dasa dharma pramuka yang merupakan ketentuan moral. Dalam kegiatan pramuka di tingkat gugus depan, dasa harma menjadi materi wajib di setiap tingkatan.

’’Jika dilihat dari isi materi tersebut, ternyata dasa dharma memiliki nilai kandungan dalam diri manusia sebagai pribadi manusia seutuhnya. Metode penghafalan materi tersebut dalam kegiatan pramuka sudah banyak yang diperkenalkan oleh para pembina dengan cara tersendiri,’’ ujar Ketua Kwartir Nasional (Kwarnas) Gerakan Pramuka Azrul Azwar setelah memimpin upacara pramuka di lapangan rumput Universitas Negeri Semarang, Jawa Tengah, Jumat (25/3).

Dijelaskan, kegiatan pramuka ini merupakan langkah awal untuk memahami dan melaksanakan UU Gerakan Pramuka yang sudah disahkan. ’’Tentu ini bagus sekali, bukan hanya UU-nya saja yang disosialisasikan, tapi pramukanya juga supaya hidup kembali. Kita tahu ini penting sekali, dan positif. Sehingga dari kwarda ke anggota, hingga masyarakat jadi tahu. Kualitasnya juga kita tingkatkan, jangan hanya pakai seragam pramuka tiap hari Sabtu saja,’’ jelasnya.

Mengenai revitalisasi menghidupkan gugus depan, saat ini memang butuh waktu. ’’Kami berusaha untuk pelaksanaannya dan jangan hanya normatif saja. Sejauh ini tidak ada kendala,’’ imbuhnya.

Kegiatan perkemahan ini dilakukan dengan harapan pentingnya pendidikan gerakan pramuka untuk menciptakan dan membentuk karakter individu yang andal bagi bangsa di kemudian hari. ’’Melalui kegiatan perkemahan ini dapat ditanamkan nilai-nilai dan ke depan dapat selalu terus dilakukan seperti kegiatan out bound, dan baris-berbaris,’’ tuturnya.

Hadir dalam upacara kemarin di antaranya Deputi Menpora Bidang Pengembangan Pemuda Zubakhrum Tjenreng. Kegiatan yang diselenggarakan hasil kerja sama Kemenpora, Kwarnas, dan sejumlah instansi terkait itu diikuti oleh kwartir daerah (kwarda) dan kwartir nasional (kwarnas).

Lihat UU Pramuka KLIK DI SINI

27.4.11

Pramuka Ikut Pencanangan Kewirausahaan Nasional

“Salam Pramuka…,” ujar Presiden ketika melewati rombongan Anggota Gerakan Pramuka sekitar 50 orang yang berdiri rapi menyambut Presiden memasuki UKM Convention Center, SMESCO dalam rangka Pencanangan Gerakan Kewirausahaan Nasional pada tanggal 2 Februari 2011. Acara yang digagas oleh Kementerian Koperasi Usaha Kecil dan Menengah ini mengangkat tema “Sejahterakan Rakyat dengan Kewirausahaan”

Acara diawali dengan sambutan Menteri Koperasi Usaha Kecil dan Menengah, Syarif Hasan. Dalam sambutanya Syarif Hasan menyampaikan Gerakan Kewirausahaan Nasional dimaksudkan untuk memantapkan kordinasi kebijakan, integrasi perencanaan, sinkronisasi program, serta optimalisasi kegiatan penumbuhan dan pengembangan kewirausahaan guna meningkatkan kesejahteraan dan mengurangi kemiskinan.

Dalam sambutannya Presiden menyampaikan “Wirausahawan haruslah seorang yang kreatif dan inovatif serta berani mengambil risiko, seorang yang tidak pasif, tapi aktif berkarya. Pengusaha jaman sekarang harus gesit menemukan pasar baru, mengembangkan produk baru atau, mendapatkan jalur distribusi baru atau menghadirkan sesuatu yang baru bagi mitra baru,” tegas Presiden.

Rangkaian acara lainnya diantaranya pemberian penghargaan kepada Kepala Daerah, Tokoh masyarakat, koperasi dan wirausaha muda yang berperan besar dalam pengembangan kewirausahaan serta penyerahan bantuan Kredit Usaha Rakyat (KUR). Pencanangan ini dihadiri pula oleh para Menteri Kabinet Indonesia bersatu II, Gubernur Kepala Daerah Provinsi, para pejabat, akademisi, pelajar, pramuka, wirausahawan dan pelaku Usaha.

Usai acara sejumlah Pramuka Penegak dan Pandega tidak menyia-nyiakan kesempatan bergegas mendatangi para wirausahawan untuk meminta kartu nama sambil berbincang siapa tahu ada tawaran atau peluang pekerjaan yang bisa mereka dapatkan. Atau setidaknya dapat kenalan usahawan gurau salah seorang Pramuka Penegak asal Jakarta Selatan.

10.4.11

7 Langkah Dalam Menghadapi Kecelakaan


Kegiatan pramuka sering berada di alam terbuka dan bebas, seperti penjelajahan, panjat tebing, arung jeram, menyelam, pendakian dan lain-lain. maka bukan tidak mungkin ada hal-hal kejadian yang tidak diinginkan, yakni kecelakaan. Meski kita sebelumnya sudah merencanakan secara matang kegiatan dialam bebas, tapi yang namanya kecelakaan bisa saja terjadi meski itu adalah bukan hal yang telah kita rencanakan. Nah bila terjadi kecelakaan, langkah-langkah yang harus kita lakukan adalah sebagai berikut :

1. Ambil alih situasi : Pemimpin kelompok/ketua panitia kegiatan adalah orang yang bertanggung jawab terhadap keselamatan seluruh anggota kelompok. Adapun usaha evakuasi, merupakan tanggung jawab pemimpin P3K dkelompok tesebut.
2. Dekati korban : Jaga korban dari cidera lebih lanjut dengan hati-hati. Juga, jangan sampai anggota lain ikut cidera sewaktu mendekati korban.
3. Lakukan pertolongan pertama : Pemimpin P3K memberikan petunjuk pada lainnya untuk memindahkan korban pada tempat yang lebih aman jika diperlukan dan melakukan pemeriksaan utama untuk mengetahui dan memberikan pertolongan jika kondisi penderita sangat fatal. Pemimpin P3K harus melakukan pemeriksaan ABCD (airway, breathing, circulation, disability) dan melakukan CPR (pernafasan buatan) jika diperlukan.
4. Lindungi korban : Pemimpin P3K harus mewaspadai tanda-tanda dan gejala-gejala shock dan memberikan perlindungan, pakaian kering, dukungan psikologis, dan perawatan yang sensitif.
5. Periksa luka lainnya : Pemimpin P3K harus memeriksa jika ada luka atau keluhan lainnya pada korban dan mencatatnya agar bisa dilaporkan pada tenaga medis nantinya.
6. Buat rencana : Ketua kelompok setelah berunding dengan pemimpin P3K harus memutuskan cara yang baik untuk melakukan evakuasi korban.
7. Membawa korban : Jaga dan ingat kebutuhan korban dan secara teratur memeriksa serta memonitor keadaan korban sekaligus juga kemajuan rencana evakuasi.

Itulah langkah-langkah yang harus dilakukan jika dalam kegiatan pramuka atau kegiatan apapun terjadi kecelakaan ;)

Referensi : Panduan teknis pendakian gunung, hendri agustin.

2.4.11

Kegiatan Internasional International Seminar on Environment Education and Biodiversity (Kegiatan Internasional)

Kwartir Nasional Gerakan Pramuka bekerjasama dengan WOSM/APR akan menyelenggarakan kegiatan “International Seminar on Environment Education and Biodiversity” pada tanggal 4-7 Juni 2011, bertempat di TRW Komplek Pusdiklatnas, Cibubur, Jakarta Timur.
Kegiatan ini akan diikuti oleh peserta utusan kepramukaan/kepanduan se- Asia Pasifik dengan pembicara dari dalam dan luar negeri. Workshop secara umum bertujuan untuk mendukung masing-masing organisasi kepramukaan dalam penyampaian program pendidikan lingkungan dengan berdasarkan pengalaman dan penerapan proyek-proyek   keragaman hayati.
Mengingat kegiatan ini sangat penting bagi Gerakan Pramuka, maka kami mengharap kepada Kwartir Daerah  untuk mengirimkan 1 (satu) orang peserta dari Kwarda dengan persyaratan sebagai berikut:
  1. Dapat berbahasa Inggris aktif.
  2. Membawa rekomendasi dari Kwartirnya.
  3. Diutamakan Pengurus Kwartir, Andalan, yang menangani kegiatan pengabdian masyarakat/Pramuka Peduli di Kwartir.
  4. Kwarnas akan membantu biaya transportasi kelas ekonomi untuk 1 (satu) kali perjalanan.
  5. Membayar fee sebesar Rp. 500.000,- (akomodasi, konsumsi dan kit peserta).
  6. Pendaftaran paling lambat tanggal 15 April 2011, melalui Kwarnas Gerakan Pramuka. , dengan mengirimkan formulir pendaftaran (terlampir)
Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Kak Adyatma HP. 08161177115 atau Kak Septembri Yanti HP. 08129650663
Informasi : Humas Kwarnas Gerakan Pramuka



disadur dari http://www.pramuka.or.id

Biaya Sosialisasi Undang-Undang Pramuka Rp 5 Miliar (Kegiatan Nasional)

TEMPO Interaktif, Semarang – Pengurus kwartir daerah menyayangkan besarnya biaya sosialisasi Undang-Undang Gerakan Pramuka yang diselenggarakan Kementerian Negara Pemuda dan Olahraga. “Biaya Rp 5 miliar itu bisa untuk mengadakan 10 kali Jambore Daerah Papua dengan peserta 7.000 pramuka penggalang,” kata Ketua Harian Kwartir Daerah Provinsi Papua Amos Asmuruf, Minggu 27 Maret 2011 kemarin.

Sabtu 26 Maret 2011 lalu, Wakil Presiden Boediono membuka acara sosialisasi di kampus Universitas Negeri Semarang. Acara bertema “Satu Pramuka untuk Satu Merah Putih” ini diikuti 485 ketua kwartir cabang (kabupaten/kota); kwartir daerah; kepala dinas pendidikan, pemuda, dan olahraga tingkat provinsi di seluruh Tanah Air; serta unsur lainnya.

Total ada 1.200 peserta yang menginap di 10 hotel bintang empat di Semarang. Selain itu, ada 300 pramuka penegak dan pandega yang berkemah di halaman kampus. Kemarin rangkaian acara sosialisasi itu ditutup Rektor Universitas Negeri Semarang.

Dalam sambutannya, Boediono menegaskan janji pemerintah membantu pengembangan gugus depan pramuka. “Gerakan pramuka merupakan wadah yang baik untuk membentuk karakter bangsa,” katanya. Dia berharap para pelajar tidak hanya berseragam pramuka seminggu sekali, tapi benar-benar mengikuti latihan kepramukaan.

Deputi Bidang Pengembangan Pemuda Kementerian Negara Pemuda dan Olahraga Zubakhrum Tjenreng menjelaskan, dana anggaran pendapatan dan belanja negara yang diberikan pemerintah untuk hajatan ini Rp 3 miliar. “Dananya memang sangat besar, karena pesertanya kami datangkan dari seluruh Indonesia,” katanya.

Ketua Kwartir Daerah Pramuka Jawa Tengah Budi Prayitno yang diserahi tugas mengelola dana Rp 3 miliar menjelaskan, alokasi dana itu untuk akomodasi, transportasi, protokoler, pengamanan, dan kesekretariatan. “Kami ini cuma ketempatan, perencanaan program semuanya dibuat pemerintah pusat,” katanya.

Dana itu belum termasuk transportasi peserta dari seluruh Tanah Air, yang kabarnya lebih dari Rp 1,6 miliar. Alhasil, jumlah keseluruhan dana APBN untuk acara akbar ini mencapai Rp 5 miliar. Wakil Ketua Kwarda Jawa Timur Singgih Setyo Sayogo menilai uang sebesar itu terlalu mewah bagi pramuka. “Tidak sesuai dengan Dasadarma Pramuka, yaitu hemat, cermat, dan bersahaja,” kata Singgih, yang menjadi wirausaha. Kami, ujarnya, yang sejak kanak-kanak menjadi pramuka, lebih nyaman tidur di tenda ketimbang di hotel berbintang.

Pendapat Singgih dibenarkan banyak peserta lain, misalnya Revfly Gerungan (Wakil Ketua Kwarda Sulawesi Utara), Editha Rahadeo (Sekretaris Kwarda Papua Barat), dan Wayan Lamun (pemimpin Kwarda Bali).

Menurut Singgih, organisasi dan kegiatan pramuka tetap berjalan ketika tidak ada dana APBN pada tahun 1999 hingga 2006. Mereka khawatir independensi organisasi jadi lemah dengan adanya dana APBN dan APBD. “Kami menolak jika bantuan pemerintah membuat pramuka didikte,” ujar Revfly, yang sehari-hari guru besar di Universitas Negeri Manado. (ROFIUDDIN)

Sumber berita: http://tempointeraktif.com 28 Maret 2011
disadur dari http://www.pramuka.or.id